Ardina Fitri Ridhani, Ghita Naysa Callista
Abstrak
Kemiskinan menjadi satu permasalahan yang belum terselesaikan, hal ini memicu para lansia dengan usia yang tidak produktif lagi untuk bekerja sebagai pemulung dalam memunuhi kebutuhan hidupnya. Kondisi lansia ditandai dengan salah satu perubahan yang paling menonjol adalah pada perubahan fisik serta penurunan fungsi panca indra. Para lansia yang berkeluarga biasanya mempunyai tanggungan dalam keluarga. Semakin banyak anggota dalam keluarga tersebut maka semakin besar tanggungan para lansia sehingga menuntut mereka untuk bekerja dengan tujuan memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Banyaknya tuntutan dan perubahan kondisi fisik yang dialami oleh lansia memicu berbagai persoalan lain yang disertai dengan timbulnya perubahan konsep individu, hal ini dapat memunculkan keluhan stress. Sehingga mengharuskan para lansia untuk menerapkan strategi bertahan hidup dalam kehidupan sehari-harinya. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui kapabilitas pemulung lansia dalam menghadapi shock and stress serta Menganalisis strategi pemulung lansia di TPA Segawe dalam bertahan hidup berdasarkan teori mekanisme survival. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, adapun sumber data dalam penelitian ini yakni sumber data primer dan sekunder. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kapabilitas pemulung lansia di TPA Segawe dalam menghadapi shock and stress dengan mencari dukungan dan tempat bercerita dari orang terdekat, berhutang, mengikuti arisan, serta memiliki pekerjaan sampingan. Adapun Strategi bertahan hidup yang dilakukan pemulung lansia di TPA Segawe adalah menghemat pengeluaran, membatasi waktu bekerja, mencari baju bekas yang masih layak pakai atau menerima sumbangan dari tetangga atau orang di sekitarnya, serta tetep ulet dalam bekerja demi memastikan keberlangsungan hidup mereka. Berdasarkan penelitian ini diketahui pemulung di TPA Segawe berjumlah 42 orang.
Kata Kunci: Pemuling lansia, Strategi bertahan hidup, TPA Segawe